Menu masakan yang sederhana saja, sesuai permintaan. Dan jika ada yang ingin masakan mama, ya otomatis mama yang bergerak, hahaha...
Setiap memulai memasak, sampah sisa sayuran atau bumbu-bumbu tidak di buang ke tong sampah. Sampah organik ini di kumpulkan dan dimasukkan dalam biopori. Nantinya akan di panen sebagai kompos.
Sebenarnya membuat biopori tidaklah sulit. Dan ini sudah dilakukan oleh orang-orang tua kita dijaman dahulu. Masalahnya adalah, ketika kita tinggal di kota atau perumahan yang tidak ada halaman dan pekarangannya hehe.
Seperti kami ini. Kami tinggal di ruko yang tidak ada halamannya. Namun Alhamdulillah masih ada sedikit tanah di bengkel suami. Nyempil di sebelah mobil-mobil yang sedang dikerjakan, kami minta ijin untuk membuat biopori.
Sissy dan Alit mulai menggali tanah yang lumayan keras, karena tanah di Batam adalah tanah liat.
Tadinya sih bikin beberapa lingkaran dengan diameter 10 cm, tapi lama-lama melebar, haha...
Tak apa lah, yang penting ada usaha dan jadi.
Kemudian lubang itu akan diisi sisa-sisa sayuran dan makanan. Lalu, sampah organik tersebut di timbun dengan tanah agar lebih cepat terjadi pembusukan dan binatang-binatang penghancur sampah organik lebih cepat membantu terjadinya kompos.
Selanjutnya, lubang tadi ditutup dengan penutup yang rapat agar tidak di bongkar oleh tikus.
Biopori ini setiap hari diisi dan ditimbun. Dan kompos akan dipanen setelah sebulan.
Kegiatan baru ini menambah bahasan dalam kegiatan belajar (PBL), sekaligus menambah kreativitas anak-anak terutama Sissy.
#HariKe4
#Tantangan10Hari
#Level9
#KuliahBunSayIIP
#ThinkCreative
#BeCreative
No comments:
Post a Comment