Kesenangan
menulis sudah saya sadari sedari kecil. Tepatnya sejak kelas 2 SMP.
Meskipun tidak pernah di ekspose kemana-mana, saya rajin menulis.
Karena memang tidak tahu mau dikirim kemana atau untuk apa.
Karena memang tidak tahu mau dikirim kemana atau untuk apa.
Saya cuma menulis puisi-puisi tentang
percintaan atau tentang alam.
Saya tulis rapi di buku-buku yang sengaja saya sediakan khusus
untuk mengumpulkan puisi itu.
Dari kumpulan puisi itu, tidak jarang teman-teman meminjam ada
yang hanya sekedar ingin membaca, dan ada yang mengagumi.
Bahkan yang membuat saya
sedih.. mereka tidak mengembalikan.. ihik
Sekarang saya jadi ingat lagi
kenangan tentang buku puisi saya yang diam-diam dibaca oleh bapak saya.
Bapak mengira apa yang saya
tulis itu adalah kejadian sesungguhnya pada diri saya.
Saya ketakutan.. *aww..
Karena bapak marah, dikiranya
sekecil itu saya sudah main cinta-cintaan.. haha..
Saya hanya diam, mendengarkan
ceramah bapak. Tidak berani membantah.
SMA saya mulai membaca cerita-cerita
pendek di majalah remaja. Dari situ
mulai kepikiran pingin membuat tulisan yang panjang.
Inspirasinya sering saya
dapatkan dari kartu-kartu ucapan dan kata-kata mutiara yang dijual di toko
buku.
Meskipun sudah menulis cerita
pendek, tetap saja hanya menjadi sebuah tulisan.
Karena tidak pernah dikirim
kemana-mana.
Selepas SMA, saya yang
pengangguran tiba-tiba sangat ingin mengirimkan tulisan ke redaksi majalah
Femina.
Segera saya realisasikan..
dengan senangnya saya melenggang ke kantor pos.
Sebulan kemudian mendapat surat
balasan. Tetapi cerita saya ditolak.. hahaha..
Tak mengapa, saya sudah bangga
dengan keberanian saya.
Dan sekarang…
Saya sangat bersyukur menemukan
jalan bersama teman-teman sesama calon penulis.
Akhirnya impian saya kembali
menyala..
Everything happen for a
reason..
#RumbelNulisIIPBatam
#RumbelNulisdihati
#menulisdihati
#saya_bisa
No comments:
Post a Comment