Pernah ngga anda khilaf di depan kasir akibat gerakan yang ditarik oleh impulse product. Apalagi kalau si mbak kasir sengaja lama banget melayani pembayaran.
Mata ini semakin terangsang buat melototi satu-satu, pelan-pelan tangan mulai menyentuh, membolak-balikkan meskipun ngga membaca tulisannya. Sejurus kemudian kasir memberikan penawaran yang menggiurkan.
Kalau ngga kuat menahan godaan, jaringnya langsung menangkap isi dompet.
Itulah stand paling mahal, depan kasir..
Untuk mendapatkan tempat yang strategis seperti itu, banyak faktor yang harus terpenuhi. Diantaranya penampakan yang eye catching, berkwalitas, dan yang paling penting adalah dibutuhkan.
Seperti itulah saya sering berandai-andai, hihi...
Menjadi perempuan yang mandiri, menarik, pintar dan dibutuhkan siapa saja. Saya sering kali merasa cemburu dengan wanita-wanita yang hebat dalam karirnya. Melalangbuana dengan hasil karyanya. Menikmati segala fasilitas dari segala hal yang dia kerjakan. Dan dielu-elukan penggemarnya.
Uuhh... makin lengkap kecantikannya...
Namun saya harus realitis. Kalau semua orang menjadi diatas, siapa yang akan memberikan tepukan dan menyorakkan kekaguman....
Duuuh... sok bijak ini mah..
Tapi memang benar.
Menjadi menawan tidak harus memiliki kedudukan yang tinggi. Semua yang didapatkan oleh seorang pahlawan bisa jadi karena ia memiliki dukungan yang kuat dan juga dampingan.
Meskipun saya masih ingin menjadi super woman, saya tidak memungkiri kodrat saya sebagai perempuan biasa.
Diawali dengan membuka diri dan mindset terhadap lingkungan, supaya ngga tertinggal. Selalu meng-upgrade otak dengan ilmu-ilmu yang baru agar merasa sejajar dengan sekitar. Tidak lupa senantiasa mengasah empati sehingga semakin peka pada perubahan-perubahan keluarga maupun dalam bersosialisasi.
Saya siap menjalani kodrat sebagai perempuan, sebagai ibu, dan menjadi istri dambaan suami.. ehem..
Mudah-mudahan saya senantiasa istiqomah, dan tidak mudah terpesona dengan semua hal yang nampak berkilauan diatas. Karena seringkali yang dibawahpun nampak indah dipandang dari atas.
Alhamdulillah...
Everything happen for a reason..
Closing nya itu saya suka, yg di bwah pun nampak indah di pandang dari atas, cemiwiwww bgt
ReplyDeletebisa jadi ini efek merasa mungil wkwkwk
DeleteTerimakasih sudah berbagi cerita mba evi, sesungguhnya kita tinggal mengganti kacamata saja jika melihat sesuatu yang berbeda. Semua orang punya airmata masing-masing 💕
ReplyDeletebener banget mbak moniq, kiss..
Deletebener mbak Evi,,, terkadang kita kurang bersyukur,,,,, semoga selalu istiqomah ya
ReplyDeleteiya mbak nur... alhamdulillah..
DeleteAhh mbak evy, terima kasih sundulannya pas banget untuk buibuk seperti saya yang kerja di rumah, terkadang iri melihat teman-teman disana dengan karyanya diluar hehehe
ReplyDeletedan sudah terbukti, yang berkarya dari rumah seperti mbak unna yaa... anda sangat menginspirasi
Deletedan sudah terbukti, yang berkarya dari rumah seperti mbak unna yaa... anda sangat menginspirasi
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteMba Evi mah, wise banget. Saya senyum-senyum bacanya.. 😘
ReplyDeletesenyum bareng yuk...hihi
DeleteMba evi ini mamak favorit aku.
ReplyDeletetipe pejuang tangguh !
semangat mb.
mbak desy ini yang bikin saya ngerasa malu..
Deletemasih muda, tapi sudah banyak pengalaman...
makasiy....
���� simple tapi menarik banget... sukaaa
ReplyDeletemakasiy mbak...
DeleteMba evi... aku tuh syuuka deh sama pilihan kata nya mbak evi haha. Keren mahh
ReplyDeletembak eka lebih keren loh..
Deletemakasiy...
Aku suka aku suka aku sukaaa...
ReplyDeleteTulisannya cakepp mbaak💜💜💜
makasiy mbak lilies...
DeleteSemoga kita sll istiqomah ya mba..
ReplyDeleteaamiin....
Deleteaamiin....
Delete